Bayang, tampakkan kerlip bintang tiada tara
Mengharap mata menangkap sinarnya
Bukan melupa, ia malu- malu lalu sirna
Mencari dan menghilang putus asa
Cahaya mengabur saat terlihat
Harap menyeruak berbangkit kalut
Bayang, sembunyi dalam lembah kesunyian
Ia, melengkukan senyum sabit malam yang mengalun
Terkantuk menggatung menyelimuti
Dengan ia berdiri tenang mengamati
Tepiskan sungkan yang mesti terobati
Dan bayang, itu Ibu yang telah pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar